
Bau-bau, 26 Juni 2025 — Sebuah kegiatan audit dan mentoring klinis terkait pengelolaan Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO) di RSUD Baubau telah dilakukan secara komprehensif oleh tim gabungan dari pusat, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Dinas Kesehatan Kota Baubau. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengobatan pasien TBC RO di daerah tersebut.
Tata laksana Kegitan ini disambut dan dibuka oleh dr Wa Ode Nurul Husna, Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Kota Baubau.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Tim Audit Klinis Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Dinas Kesehatan Kota Bau-bau, yang dipimpin langsung oleh tim ahli dari berbagai bidang. Tim dari pusat dipimpin oleh Dr. dr. Tutik Kusmiati, Sp.P(K), dan Dina Frasasti, SKM. Sedangkan dari Dinkes Provinsi hadir Asrul Kaimudin, TO PMDT, serta dari Dinkes Kota Bau-bau di antaranya Yuslina, SKM., M.Si; Nurjana, S.KM., MKM; dan Barfila, SKM.
Dalam laporan hasil audit yang dirilis hari ini, sejumlah temuan dan rekomendasi strategis disampaikan untuk memperbaiki berbagai aspek manajemen klinis, laboratorium, pencatatan, investigasi kontak, serta dukungan manajemen. Beberapa kasus pasien menunjukkan tantangan dalam pengobatan, seperti keterlambatan pengobatan pasien karena kedatangan yang terlambat, riwayat LTFU (Lost To Follow Up), dan ketidaksesuaian data di sistem pelaporan.
Tim audit menyoroti pentingnya koordinasi yang lebih baik antara berbagai pihak, termasuk peningkatan pelaksanaan pemeriksaan mikrobiologi, Pemeriksaan skrining tahap awal, dan keterlibatan spesialis lain dalam penanganan TBC RO. Selain itu, penguatan mekanisme pencatatan dan pelaporan di sistem SITB menjadi perhatian utama agar data dapat disinkronkan dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dalam hal investigasi kontak, ditemukan beberapa kendala seperti penolakan orangtua untuk pemberian TPT dan kurangnya konfirmasi serta pemeriksaan pendukung. Dinkes Provinsi dan Dinas Kesehatan Kota Baubau diminta memperkuat koordinasi dan advokasi agar semua kontak pasien ditindaklanjuti secara optimal, sehingga penularan dapat diminimalisir.
Selain itu, kegiatan ini juga mendorong peningkatan layanan di tingkat Puskesmas dan Rumah Sakit di kabupaten sekitar serta instansi terkait agar beban pengobatan tidak hanya terpusat di RSUD Baubau. Dinas Kesehatan diminta melakukan evaluasi rutin dan memastikan semua tatalaksana sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan menindaklanjuti seluruh rekomendasi hasil audit ini. Melalui pertemuan rutin bulanan dan kolaborasi lintas sektor, diharapkan pencapaian target pengendalian TBC di daerah ini dapat meningkat secara signifikan.
Hasil benchmarking menunjukkan adanya peningkatan capaian dari sebelumnya 83 menjadi 91, menunjukkan progres positif dalam pengelolaan TBC RO di RSUD Kota Baubau.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara juga berkomitmen untuk terus melakukan supervisi dan evaluasi agar program TBC RO dapat berjalan efektif dan efisien, serta memastikan seluruh pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan tepat waktu.
Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam upaya nasional mengendalikan penyakit TBC, khususnya yang resisten terhadap obat, yang memerlukan penanganan khusus dan koordinasi yang baik antar seluruh stakeholder.